Kerja sama yang kuat ternyata dapat terjadi apabila tim membangun budaya kerja yang hebat. Menurut artikel yang dikutip dari weforum.org, budaya kerja yang hebat adalah hasil dari proses memprioritaskan hal yang benar.
Dari artikel weforum.org, dituliskan bahwa perusahaan perlu mengadopsi sistem, praktik, dan budaya organisasi yang menghargai pentingnya ‘memprioritaskan’ jika karyawan ingin berkembang, menurut salah satu pendiri perusahaan dan mantan CEO.
Kemudian, tim yang dapat menggabungkan kebiasaan individu dengan proses dan perilaku di seluruh organisasi akan dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk pekerjaan yang paling penting. Selama proses ‘memprioritaskan’ berlangsung, semua anggota tim perlu mengetahui dan membiasakan pushback, keamanan psikologis, metrik kinerja, dan faktor lainnya yang menciptakan budaya kerja ‘memprioritaskan’ secara benar.
Uniknya, ada satu hal yang mungkin dapat menjebak para anggota tim ketika sedang memprioritaskan sesuatu. Seringkali akan lebih mudah untuk mengatakan ‘ya’ pada sesuatu yang menarik daripada mengatakan ‘tidak’ dalam upaya memprioritaskan pekerjaan yang penting. Untuk menghindari hal ini, kita dapat memanfaatkan kekuatan pushback. Tim yang menormalisasi pushback ini, akan saling menantang, membiasakan berdiskusi dan debat, serta percaya bahwa rasa aman dan produktif ketika proses tidak setuju adalah cara-cara yang baik untuk diteruskan.
Untuk dapat membiasakan pushback serta memprioritaskan hal yang benar, kamu dapat memulai dengan langkah berikut, sesuai informasi yang dituliskan dalam weforum.org:
1. Kamu dapat membuat daftar semua proyek yang ditangani saat ini
2. Selanjutnya, tetapkan komitmen waktu dari setiap proyek yang ada
3. Kemudian, kamu dapat menanyakan ke diri sendiri:
Proyek atau aktivitas mana yang menghasilkan ROI terbesar bagi perusahaan?
Bagi proyek yang tidak, dapatkah kita mengurangi upaya atau berhenti sama sekali?
4. Kamu juga dapat menciptakan ruang untuk penolakan apabila memang hal tersebut bukanlah prioritas.
Tips selanjutnya, kamu perlu membangun suasana untuk diskusi dan debat. Khususnya pada pertemuan yang diharuskan untuk memutuskan sesuatu, maka rekomendasi terbaik adalah meluangkan waktu sekitar 15 menit untuk berdiskusi dan berdebat untuk menghasilkan keputusan yang tepat.
Peserta pertemuan juga dapat diberikan pre-work atau pemberitahuan lanjutan mengenai topik pembahasan pertemuan sehingga mereka merasa siap berdiskusi. Hal ini juga menghindari kesan pertemuan dadakan, sehingga meminimalisir waktu yang terbuang sia-sia karena pesertanya belum siap. Manfaat lainnya dengan diberikan pre-work adalah menyamakan kedudukan bagi mereka yang memiliki kecenderungan lebih tertutup yang merasa tidak nyaman berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Jangan lupa untuk menciptakan rasa keamanan psikologis akibat dari pushback yang terjadi, adanya ketidaksepakatan, serta debat yang mungkin akan memanas ketika proses pengambilan keputusan.
Agar keamanan psikologis dapat terjadi, semua peserta perlu menyetujui aturan dasar dalam diskusi terjadwal pertama, karena ini akan membantu meminimalkan konflik yang tidak produktif selama, atau setelah sesi. Sebenarnya tujuannya adalah memberikan keamanan untuk perubahan perilaku yang mungkin dapat terjadi setelah pertemuan berakhir.
Tips selanjutnya sekaligus sebagai penutup, dalam aturan dasar harus fokus pada bagaimana semua peserta, secara kolektif, setuju untuk menerima penolakan. Pemimpin pertemuan juga perlu menjelaskan tentang bagaimana keputusan dibuat. Caranya dengan fokus pada komunikasi yang transparan dan sering untuk mengembangkan budaya di mana debat dan penolakan dinormalisasi. Saat tim memandang pushback sebagai alat untuk memajukan hal-hal penting, mereka akan merasa lebih nyaman berkontribusi di masa mendatang.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini