Perusahaan seringkali mendapat tantangan dalam merekrut dan mempertahankan sumber daya manusia. Penyebab paling sering ternyata ditemukan dalam perusahaan sendiri. Karena, mereka tidak menggunakan rangkaian strategi yang cukup luas dalam merekrut dan membuat talenta ‘betah’ bekerja di perusahaan mereka. Dilansir dari artikel yang ditulis oleh Joseph Fuller, Nithya Vaduganathan, Allison Bailey, dan Manjari Raman dan dipublikasikan di Harvard Business Review. Berikut adalah penjelasannya.
A. Memperkuat proses perekrutan:
Perekrutan dan seleksi:
1. Cari tahu pekerjaan apa yang benar-benar perlu diselesaikan. Kamu bisa menulis ulang deskripsi pekerjaan sehingga fokus pada keterampilan dan spesifikasi yang paling penting untuk pekerjaan itu, alih-alih mengandalkan pendidikan umum atau persyaratan pengalaman.
2. Carilah kandidat yang cocok dengan 70% hingga 80% keterampilan yang paling penting untuk posisi yang ditawarkan. Selanjutnya kamu dapat mengembangkan kurikulum pembelajaran untuk membekali karyawan dengan sisanya.
3. Tawarkan “magang-mikro” (proyek berbayar jangka pendek) atau magang yang menjangkau kumpulan kandidat baru. Hal tersebut memungkinkan pemberi kerja dan kandidat untuk menilai kecocokan sebelum melakukan perekrutan penuh waktu.
4. Manfaatkan penilaian bakat berbasis teknologi dan AI untuk menyaring keterampilan teknis atau interpersonal.
Pencarian kandidat:
1. Merangkul gig platform untuk meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja (bahkan untuk pekerja berupah lebih tinggi), mempercepat waktu ke pasar, dan memungkinkan inovasi.
2. Buat daftar internal karyawan berkinerja tinggi yang sebelumnya mungkin menjadi kandidat untuk terlibat kembali untuk peran masa depan.
3. Memperluas mobilitas bakat internal (misalnya, transfer pekerjaan lateral) dengan memanfaatkan dasar keterampilan dan aspirasi dari karyawan.
Channel strategy:
1. Menggunakan platform digital untuk melakukan lebih banyak perekrutan terprogram dan personal (termasuk memanfaatkan kode QR dan pesan teks).
2. Menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan dan komunitas, termasuk pusat pekerjaan dan perguruan tinggi, untuk menawarkan kurikulum yang disesuaikan dan pengalaman kerja untuk membangun bakat dan keterampilan yang relevan.
3. Mengadopsi cara baru untuk mengidentifikasi bakat di platform media sosial (misalnya LinkedIn).
B. Meningkatkan penawaran
Kompensasi dan benefit
1. Memberikan benefit seperti program dukungan pengasuh bagi karyawan yang memiliki anak, layanan pengasuhan anak, dan fasilitas kesehatan.
2. Memberi insentif, seperti bonus yang lebih tinggi selama jam sibuk dan peningkatan promosi, terutama untuk pekerja berupah rendah.
3. Menjamin tunjangan perawatan kesehatan yang tepat untuk seluruh tenaga kerja.
Desain kerja
1. Memecah pekerjaan ke dalam komponen-komponen untuk menetapkan tanggung jawab lebih jelas di seluruh tim.
2. Bereksperimen dengan model fleksibel yang berbeda, misalnya berbagai pekerjaan di antara beberapa karyawan paruh waktu, atau menjadwalkan pembagian giliran kerja.
3. Mendesain ulang pekerjaan dengan menghilangkan, menugaskan kembali, atau mengotomatiskan tanggung jawab yang kurang penting.
Pengembangan karir
1. Memberikan manfaat pendidikan yang dikaitkan dengan rencana pengembangan keterampilan individual.
2. Membangun program pembelajaran dan pengembangan untuk mendukung orientasi, peningkatan keterampilan (upskilling), dan keterampilan ulang (reskilling).
3. Merancang program bimbingan dan sponsor, dan sistem pembinaan peer-to-peer.
Budaya
1. Menanamkan tujuan, strategi, dan nilai perusahaan serta proses umpan balik bagi seluruh karyawan.
2. Melakukan review sentimen karyawan untuk menyoroti peluang peningkatan secara real time.
3. Mengembangkan saluran komunikasi dua arah yang jelas untuk input dan keterlibatan karyawan.
Daftar strategi di atas tidak semuanya tepat diaplikasikan di kantormu. Kamu perlu mengidentifikasi apa saja strategi yang selama ini sudah berjalan, dan apa saja yang perlu ditingkatkan dengan mengakomodasi strategi yang dituliskan dalam artikel ini. Lakukan penilaian dengan cermat dan pelajari peluang untuk meningkatkan keberhasilan proses perekrutan dan mempertahankan sumber daya manusia. Semangat berusaha, ya.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini