Sebelum membuat aplikasi, ada satu tahap ketika desainer merancang prototipe dan melakukan uji coba terhadapnya. Prototipe adalah alat penting yang dapat dimanfaatkan untuk merealisasikan ide dan menguji apakah asumsi yang dimiliki sudah benar atau belum. Pembuatan prototipe sangat penting untuk meminimalisir waktu yang terbuang sia-sia, atau dana bocor yang keluar lantaran salah melakukan perencanaan produk.
Dilansir dari headway.io, berikut merupakan jenis-jenis dari prototipe:
1. Prototipe statis
Prototipe statis adalah cara paling cepat mendapatkan umpan balik tentang idemu. Prototipe ini membantumu mengomunikasikan fitur dan nilai tanpa interaksi fungsional apa pun. Contohnya berupa dek slide sederhana di komputer atau gambar layar penuh di ponsel.
Tujuan pertama saat membuat prototipe adalah memasukkan ide kami ke dalam prototipe statis yang dapat dibuat sketsa dan merancang fitur utama dan proposisi nilai. Seiring waktu, kamu dapat mencapai kesetiaan yang lebih tinggi dengan produk jadi.
Beberapa tools ini dapat kamu manfaatkan untuk membuat prototipe statis:
1. POP oleh Marvel App
POP adalah alat pembuatan prototipe aplikasi seluler yang membantumu mengubah ide pena dan kertas menjadi prototipe iPhone atau Android yang interaktif.
2. Whimsical.com
Membuat prototipe di Whimsical adalah cara sederhana dan cepat memasukkan ide ke dalam clean design tanpa mengkhawatirkan estetika. Whimsical juga menyediakan beberapa template untuk wireframing.
3. Figma
Figma adalah alat desain gratis yang dapat digunakan langsung di browser web dan dengan mudah berbagi ide desain dengan calon pelanggan. Komunitas Figma adalah tempat yang bagus untuk mendapatkan template dan maket sehingga kamu dapat mengkomunikasikan idemu dan mendapatkan validasi secepat mungkin.
2. Prototipe fungsional (Hi-fidelity — terasa nyata, tetapi bukan aplikasi)
Prototipe jenis ini terasa lebih nyata karena lebih terlihat ‘realistis’ daripada prototipe statis. Jika prototipe ini terpasang di smartphone, kamu dapat memberikan demo atau memperlihatkan cara kerjanya pada pengguna. Pengguna juga dapat berinteraksi sehingga kamu dapat mengamati lebih jauh tentang perilaku mereka. Prototipe ini cocok untuk mengetes dan mendapatkan umpan balik dengan lebih cepat pada pelanggan.
Beberapa tools ini dapat kamu manfaatkan untuk membuat prototipe fungsional, contohnya dalam membuat situs web, landing page, atau aplikasi sederhana:
1. Webflow
Lewat Webflow, kamu dapat membuat landing page atau pengujian ide dengan cepat. Webflow menerjemahkan desainmu menjadi kode semantik yang siap dipublikasikan ke web, atau diserahkan ke developer.
2. Bubble
Kamu dapat membuat aplikasi multi-pengguna yang interaktif untuk desktop dan browser web seluler, termasuk semua fitur yang diperlukan untuk membuat situs seperti Facebook atau Airbnb.
3. Bravo Studio
Pembuat aplikasi asli yang mengubah prototipe aplikasi Figma menjadi aplikasi iOS dan Android asli tanpa menulis kode.
4. Figma
Figma adalah alat yang pas untuk prototipe statis dan fungsional. Sangat penting untuk dapat menguji pengalaman pengguna sebelum berurusan dengan input dan output data tanpa kode atau membangun sesuatu yang custom.
3. Working prototype (tools tanpa code)
Working prototype dapat menyampaikan proposisi nilai penawaran dari produkmu. Membangun working prototype membutuhkan lebih banyak pekerjaan daripada dua jenis prototipe lain yang sudah disebutkan di atas.
Untuk dapat membuat working prototype, kamu bisa memanfaatkan beberapa tools yang sudah dijabarkan di atas, seperti Bubble, Bravo Studio, dan Webflow. Ada satu tools berbeda yang dapat kamu manfaatkan, yaitu Glide. Aplikasi ini dapat merealisasikan idemu dengan lebih menyenangkan serta menerjemahkan ide lewat google sheets menjadi aplikasi yang intuitif.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini