Founder, kamu suka membebaskan anggota tim buat memilih projek? Atau mungkin, memberikan kepercayaan ke mereka untuk menentukan sendiri cara menyelesaikan sebuah pekerjaan? Kalau tidak, kamu harus coba mulai memasukkan unsur kebebasan di proses kerja dari sekarang. Karena nyatanya, kebebasan jadi hal yang diidamkan karyawan untuk bisa menghasilkan pekerjaan yang lebih baik, lho.
Sebagai founder, kamu perlu menyadari bahwa segala hal yang terjadi di tempat kerja akan memengaruhi proses seseorang menghasilkan dan menyelesaikan pekerjaannya. Salah satu unsur penting yang bisa kamu lakukan untuk memaksimalkan kinerja tim kamu adalah dengan memberikan kebebasan. Tidak dalam arti negatif, kebebasan yang dimaksud tetap harus terstruktur, hal tersebut akan menjadi strategi untuk memantik dan membuat tiap anggota tim lebih nyaman serta produktif dalam bekerja.
Harvard Business Review melakukan penelitian kepada pelajar yang terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil dalam 4 kelas untuk membuktikan bahwa sebuah kebebasan yang terstruktur mampu membuat hasil pekerjaan lebih maksimal.
- Di kelas I, kelompok-kelompok tersebut ditugaskan membuat sebuah pitch deck dengan ide dan anggota kelompok yang sudah ditentukan.
- Di kelas II, dengan penugasan yang sama, anggota kelompok yang suda ditentukan memiliki kebebasan untuk memilih ide sendiri untuk pitch deck-nya.
- Di kelas III, ide pitch deck telah ditentukan untuk tiap kelompok, namun pelajar tersebut dibebaskan untuk memilih anggota kelompoknya.
- Di kelas IV, semuanya memiliki kebebasan untuk memilih ide dan anggota kelompok.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelajar yang tidak memiliki kebebasan sama sekali (kelas I) menghasilkan pitch deck yang buruk dan pelajar dengan kebebasan untuk menentukan ide serta kelompok (kelas IV) menghasilkan pitch deck yang sedikit lebih baik. Nyatanya, pelajar dengan kebebasan di bagian tertentu dapat lebih maksimal dan bisa menikmati proses kerja.
Analisa untuk kelas II dan III, setiap pelajar yang mendapat hak untuk menentukan sesuatu akan berusaha mencocokkan dengan ketentuan yang ada. Hal ini membuat setiap orang akan lebih terarah menentukan langkah lanjutan yang harus diambil dan dipikirkan. Pelajar pada kelas II akan memilih ide sesuai dengan minat dan skill tiap anggotanya, sedangkan pelajar di kelas III secara strategis memilih anggota kelompok yang paling cocok untuk menggarap ide yang sudah ditentukan. Kelompok tanpa kebebasan atas keanggotaan atau ide di kelas I tidak punya kesempatan untuk melakukan pencocokan. Sedangkan analisa untuk kelas IV adalah, kebebasan memilih tim dan ide memicu kepercayaan diri berlebih yang bisa berdampak negatif pada kinerja.
Setiap tempat kerja tentu memiliki kondisi yang berbeda-beda, sebelum menentukan kebebasan apa yang akan kamu berikan, pahami dulu keahlian tiap anggota tim dan goals yang akan dicapai dari setiap projek atau pekerjaan yang ada. Memberikan kebebasan dalam lingkungan pekerjaan tentu perlu trial & error serta eksplorasi. Beririsan dengan penelitian di atas, perusahaan seperti Spotify, GitHub, dan Google telah mempublikasikan kebijakan mereka yang memungkinkan karyawan untuk memilih sendiri proyek dan tim kerja. Kebijakan dan kebebasan tersebut bertujuan untuk memacu tingkat kepemilikan dan kreativitas yang lebih tinggi, strategi ini berhasil menghasilkan ide yang lebih baik dan inovatif.
Kamu harus bisa merangkul dan melakukan pendekatan yang lebih beragam untuk akhirnya menentukan keputusan yang paling sesuai dengan lingkungan kerja dan karakter anggota tim kamu ya. Memang, tidak semua hal bisa diterapkan langsung pada startupmu, namun setidaknya kamu bisa menyadari bahwa sebuah kebebasan dalam tempat kerja adalah hal yang diinginkan tim kamu. Memberikan mereka ruang untuk berpendapat, memilih, dan berkreasi jadi hal yang sangat positif. Tinggal kamu yang harus menaruh rasa percaya dan yakin akan anggota tim kamu sendiri.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini