Hampir di setiap kesempatan dalam kehidupan kita, akan ada waktu saat kita membutuhkan persuasi atau seni mempengaruhi orang lain. Mulai dari menjual barang, melakukan wawancara, hingga mungkin mengajak orang lain untuk menjadi co-founder, atau mitra kerja. Uniknya, seni persuasi akan selalu berbeda kondisinya, apa yang berhasil dalam situasi A, bisa jadi tidak berhasil dalam situasi B. Itu artinya, orang yang melakukan seni persuasi harus menguasai teknik dalam mempengaruhi orang lain, yang sifatnya kondisional. Itulah mengapa disebut dengan ‘seni’ karena tidak ada aturan bakunya. Untuk itu, kamu perlu mengetahui beberapa hal yang penting dan berpengaruh ketika akan melakukan persuasi. Cek dulu di bawah ini, ya.
1. Adanya timbal balik
Seperti prinsip sebab akibat, jika kita membantu seseorang, orang tersebut akan lebih mungkin untuk membantumu apabila kamu membutuhkannya. Kata ‘mungkin’ memang harus disematkan karena tidak semua orang merasa perlu melakukan tindakan timbal balik. Namun pada umumnya, mayoritas orang tidak suka jika merasa berhutang kepada orang lain dan akan berusaha untuk ‘menyeimbangkannya’. Analoginya sama seperti stan di toko yang memberikan sampel makanan atau sampel produk dengan tujuan membuat konsumen lebih rentan untuk membeli produk setelah mencoba sampelnya.
2. Komitmen dan konsistensi
Jika kamu bisa membuat seseorang berkomitmen pada sesuatu, mereka punya peluang lebih besar untuk menindaklanjutinya. Misalnya, jika seorang pemimpin meninggalkan ruangan rapat tanpa menyetujui keputusan, maka setiap orang yang hadir punya peluang lebih kecil dalam menyatakan komitmen atau mengerjakan tugas yang diberikan.
3. Social proof
Contoh dari social proof adalah kesaksian dan penggunaan dari para ahli, misalnya seperti ‘Bayangkan 9 dari 10 pekerja kantoran profesional menggunakan alat ini’. Hal ini adalah contoh penggunaan bukti sosial dalam mempengaruhi orang lain.
4. Menyukai
Memang ini terkesan subjektif, namun jika kita percaya dengan orang lain, rasanya kita relatif kenal, dekat, atau menyukai orang tersebut. Rasa kepercayaan dan pengaruh dapat timbul dari rasa suka. Umumnya, kita akan lebih menyukai orang yang punya kemiripan dan yang menarik. Menarik dalam arti dapat diajak diskusi dan ‘nyambung’ saat diskusi, atau bisa jadi menarik karena orang tersebut memiliki value lebih. Jadi, merupakan hal yang wajar apabila jika ada seseorang yang menyukaimu, mereka akan punya kecenderungan untuk mengatakan ‘ya’ kepadamu.
5. Menciptakan kelangkaan
Dengan kelangkaan, orang akan cenderung lebih percaya dan tergerak untuk bertindak. Misalnya melakukan pembelian atau hal lainnya. Jika kamu dapat menciptakan urgensi, maka orang akan lebih mungkin untuk melakukan tindakan dan terdorong atas persuasimu.
6. Membangun hubungan
Berbicara tentang seni persuasi, erat kaitannya dengan membangun hubungan. Karena, akan lebih mudah meyakinkan orang yang kamu kenal. Kamu tidak akan tahu orang tersebut jika tidak berusaha untuk terhubung dengan mereka. Koneksi yang dijalin tidak hanya membantu mengekspresikan ide dan argumen, namun juga membantu meningkatkan rasa percaya audiens. Terlebih jika kamu mengetahui apa saja yang diinginkan audiens, maka kamu dapat memasukkannya ke dalam penawaran sehingga kamu punya proposisi yang saling menguntungkan.
7. Mempelajari informasi dan latar belakang audiens
Menggali informasi tentang audiens, entah itu rekan kerja, atasan, karyawan, hingga klien, akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang cara mereka berpikir dan berkomunikasi. Dari situ, kamu bisa membuat strategi komunikasi yang sesuai dengan pola pikir dan gaya komunikasi mereka.
8. Mengamati dan mendengarkan dengan aktif
Untuk bisa persuasi, kita harus bisa bertindak sebagai komunikator yang terampil. Artinya, membangun hubungan dua arah secara aktif, baik menjadi pendengar yang aktif dan pengamat yang teliti. Untuk itu, kamu bisa mencoba untuk mencermati hal-hal tentang bagaimana audiens mengungkapkan rasa setuju dan tidak setuju. Selain itu, kamu perlu memahami cara mereka menunjukkan rasa pedulinya, bahkan ketika mereka tidak mau berkomitmen.
9. Menyajikan ide win-win kepada audiens
Tidak ada orang yang ingin dirugikan. Ini adalah kodrat manusia yang menjadi kebutuhan. Agar berhasil dalam persuasi, kamu sebaiknya memberi kesempatan dan menunjukkan bahwa kamu membantu mereka untuk ‘menang’. Kamu perlu berlatih untuk bisa menyampaikan pendapat dengan mantap dan meyakinkan, sehingga orang dapat dengan mudah menilai dan melihat apa keuntungan yang bisa mereka dapatkan. Cari tahu apa saja tujuan mereka dan hubungkan dengan ide-idemu. Setelah itu, bantu mereka mencapai tujuan dengan ide-ide yang kamu miliki sehingga kamu punya positioning yang kuat.
10. Kelola emosi
Banyak studi menunjukkan bahwa emosi sangat berkaitan dengan proses pengambilan keputusan. Emosi yang kamu tunjukkan ke orang lain akan berpengaruh, apakah mereka akan setuju atau tidak kepadamu. Jika orang lain merasa tidak yakin dengan apa yang kamu bicarakan, kemungkinan besar mereka tidak akan setuju terhadapmu. Untuk itu, penting sekali untuk menunjukkan emosi yang positif pada orang lain. Tunjukkan bahwa kamu percaya diri ketika mengungkapkan ide sehingga akan lebih mudah dalam melakukan persuasi.
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini