Kata siapa pemimpin tidak perlu mengasah kemampuan bercerita?
Ada pepatah yang mengatakan, “pemimpin yang baik adalah pencerita yang hebat”.
Itu karena kemampuan untuk bercerita sangat berpengaruh pada perkembangan perusahaan. Tidak percaya? Ambil contoh bahwa pemimpin yang menjadi pencerita hebat, akan berhasil memenangkan hati investor untuk menyuntik dana investasi. Mau contoh lainnya? Divisi bagian penjualan yang pandai bercerita dapat closing dan mendapatkan persetujuan dari klien. Rasanya semua orang (tidak hanya pemimpin saja) ternyata perlu mengasah keterampilan untuk story telling atau bercerita. Jadi, bagaimana caranya?
Simak penjelasan yang satu ini.
Membangun kerangka cerita
Dalam bercerita, kita akan lebih mudah jika punya arah yang jelas. Seperti apa alurnya, bagaimana cara bercerita, cara memulai, dan mengakhiri cerita. Ini semua disusun dalam sebuah kerangka cerita. Ada 3 hal penting yang menjadi pondasi sebuah kerangka agar cerita kita relevan dengan audiens:
– Kalimat pertamamu dalam mengawali cerita
– Pengalaman mengajak audiens untuk ikut serta merasakan apa yang kamu ceritakan
– Momen refleksi, yaitu saat audiens berpikir bahwa ‘aku pernah mengalami momen itu’, atau ‘aku sepertinya akan mengalami hal tersebut’.
Saat menuliskan kerangka cerita, gunakan ketiga hal tersebut. Tujuannya agar kamu dapat menciptakan keintiman dan kedekatan dengan audiens. Anggap bahwa mereka menggunakan kacamata yang sama denganmu. Anggaplah bahwa mereka juga bisa berada di posisimu dalam sudut pandang yang sama.
Mengombinasikan seni persuasi dan sains
Dalam bercerita, tidak perlu menceritakan semua hal dari A hingga Z kepada audiens. Mereka tidak akan tertarik dengan informasi yang terlalu melebar sehingga menghilangkan fokus pada inti ceritanya. Kepemimpinan bukan tentang merancang visi secara sempurna. Apa yang orang pikir adalah visi, sebenarnya adalah persuasi.
Jadi, dalam bercerita, tidak perlu berkutat dengan angka dan data yang ditampilkan ‘apa adanya’ karena itu membosankan. Yang perlu kamu lakukan adalah mengubah angka menjadi sesuatu yang bernilai dan bisa diangkat sebagai cerita. Caranya dengan meringkasnya menjadi sebuah sorotan utama.
Misalnya, kamu ingin bercerita bahwa pada tahun ini, penjualan gawai pintar untuk merek X meningkat sebanyak 35% daripada tahun sebelumnya. Agar tidak terlalu monoton dan membosankan, kamu dapat mengemasnya seperti:
- Tontonan apa yang kamu lihat lewat gawai? (mengajak audiens untuk berefleksi)
- Permainan apa yang kamu sukai dari smartphone?
- Aplikasi dari gawai apa yang digunakan ketika bekerja?
Kita semua butuh gawai, terlebih di era pandemi karena manusia sangat bergantung pada kebutuhan untuk daring. Itulah yang menjadi penyebab dari kenaikan penjualan gawai merek X sebesar 35%.
Berani menceritakan tentang kegagalan
Pemimpin yang berani adalah yang mau menceritakan tentang kegagalannya. Menceritakan tentang hal-hal yang emosional, rentan, dan rapuh, adalah hal yang paling orisinil yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin. Itu membuktikan bahwa kamu sebagai seorang pemimpin adalah ‘manusia’. Dengan ini, maka pandangan audiens terhadap kita adalah sama, karena kita sama-sama manusia (menghilangkan status sosial, jabatan, dan perbedaan level saat bercerita). Secara tidak langsung, hal tersebut dapat memupuk kepercayaan dari audiens, sehingga lebih mudah terhubung denganmu. Bercerita tentang kegagalan memberikan pemahaman bahwa kamu sebagai pemimpin mengizinkan orang lain untuk mengambil risiko dalam pekerjaan mereka.
Merekmu adalah ceritamu. Sampaikan ini dengan pesan yang mudah dipahami
Pemimpin biasanya terjebak dan terintimidasi oleh penyampaian branding. Bahwa branding adalah sesuatu yang textbook, baku, dan harus dijelaskan dengan bahasa yang sulit. Nyatanya tidak seperti itu. Kamu dapat bercerita tentang kisah dalam membangun startup, mengapa kamu melakukannya, dan untuk siapa hal tersebut dilakukan. Pesan-pesan yang disampaikan dengan ‘sederhana’ ini akan lebih ‘mengena’ di hati audiens.
Selanjutnya, kamu dapat mengaitkan produkmu dengan kisah pribadi dari pelangganmu. Bahwa dengan menggunakan produkmu, hidup pelanggan menjadi berubah dan merasa terbantu, apa yang pelanggan dapatkan dari produkmu, apa saja yang kamu janjikan kepada pelanggan dalam produk, bagaimana cara meningkatkan kehidupan pelanggan, serta posisimu terhadap pesaing.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini