Istilah burn rate dan runway mungkin sudah tidak asing bagi para penggiat startup, terutama bagi kamu saat terjun dalam dunia startup dan berkomitmen untuk memulai usahamu. Bagi kamu yang baru mendengarnya pertama kali, burn rate adalah pengukuran cash flow negatif dari sebuah perusahaan, dan runway adalah panjangnya umur startup kamu.
Burn rate biasanya dihitung per bulan dan dapat membantu founders untuk menentukan runway mereka. Dengan keuangan yang dimiliki secara keseluruhan, seberapa lama startupmu bisa bertahan? Bila dapat dihitung dan diperkirakan dengan baik, maka founders bisa menentukan langkah berikutnya untuk memperpanjang umur startupnya.
Menghitung Gross Burn Rate dan Net Burn Rate
Gross burn rate adalah total dari semua pengeluaran tunai setiap bulannya. Penting untuk mengetahui secara jelas besaran dari gross burn rate yang kamu butuhkan untuk memperkirakan runway bisnismu. Selain itu, data ini juga penting untuk dijelaskan secara transparan kepada investor, sehingga mereka bisa mengetahui nilai dari perusahaanmu, dan keuntungan sebesar apa yang bisa mereka dapatkan jika mereka berinvestasi di perusahaanmu.
Gross burn rate pun punya rumusnya sendiri. Contohnya, kalau kamu memulai dengan Rp 200.000.000 tahun ini, dan tersisa Rp 50.000.000 pada akhir tahun saat menutup buku, maka gross burn ratemu adalah Rp. 12.500.000. Bagaimana cara mengetahuinya?
Formula yang digunakan adalah:
nominal tunai asli – nominal sisa : 12 bulan = gross burn rate.
Bila contoh kasus di atas dijabarkan dalam bentuk rumus di atas, kira-kira akan berbentuk seperti ini:
(Rp 200.000.000 – Rp 50.000.000)/12 bulan = gross burn rate
Rp 150.000.000/12 bulan = gross burn rate
Rp 12.500.000 = gross burn rate
Berbeda dengan gross burn rate, net burn rate adalah angka bersih yang membandingkan antara pendapatan dan pengeluaran perusahaanmu. Tanda bahwa perusahaanmu profitable adalah dengan timbulnya jumlah net burn rate yang negatif. Artinya, pendapatan kamu dapat menutupi, bahkan lebih besar dibanding pengeluaran yang dibuat.
Nominal dari net burn rate akan selalu sama dengan pendapatan bersih kamu pada laporan laba rugi (P&L) dan dihitung dengan cara yang hampir sama: tambahkan semua pengeluaran untuk bulan tersebut, kemudian kurangi dengan pendapatan yang ada untuk setiap bulan.
Alasan mengapa perhitungan ini harus dilakukan setiap bulan karena variabilitas pendapatan perlu diperhitungkan. Sebab, kalau kamu memiliki pendapatan di bawah dari pendapatanmu di bulan sebelumnya, maka burn rate perusahaanmu akan lebih besar. Kembali lagi, kondisi itu bisa berpengaruh terhadap pandangan investor akan perusahaanmu.
Cara terbaik bagi sebuah startup agar memiliki runway yang panjang adalah menjaga burn rate, yaitu dengan meningkatkan revenue/keuntungan, dan menekan biaya operasional perusahaan. Memang bukan hal yang mudah, namun dengan teknik marketing yang tepat, maka umur runwaymu akan semakin panjang.
Mulai Menghitung Panjang Runwaymu
Untuk menghitung runwaymu, kamu bisa mengetahuinya dari modal awal perusahaanmu dibagi dengan net burn ratemu per bulan. Dari situlah kamu bisa mengetahui akhir dari runwaymu dan mulai menyusun rencana untuk memperpanjangnya.
Mari kita gunakan angka Rp 200.000.000 dari contoh kasus di atas. Kemudian bagikan angka tersebut dengan jumlah net burn rate startupmu per bulannya. Angka yang muncul adalah umur dari runwaymu; seberapa lama pola keuanganmu saat ini dapat mempertahankan startupmu.
Menurut Forbes, umur startup runway yang baik ada pada angka 12 sampai 15 bulan. Karena, pada periode tersebut kamu bisa memiliki ruang untuk memikirkan langkah lain untuk mempertahankan startupmu. Baik itu pembaruan strategi marketing, pembaruan kualitas produk, maupun pemotongan biaya operasional yang bisa dikurangi. Kamu pun bisa menargetkan 6 bulan untuk membuktikan kemanjuran langkah baru yang kamu pilih. Bila dalam 6 bulan tersebut tidak mendapatkan net burn rate di angka negatif dan tidak mendapatkan income lebih, maka kamu harus mencoba cara lain, atau semakin tegas dalam pengeluaran yang perusahaanmu buat.
Awasi Terus Burn Ratemu Mulai dari Sekarang
Cara terbaik untuk tetap on track dengan kondisi finansialmu adalah menggunakan tools sederhana seperti spreadsheet. Bagi dua spreadsheetmu untuk pengeluaran dan pemasukan, kemudian elaborasi juga apa pun yang ingin kamu masukkan ke dalam spreadsheet pengeluaran: apakah manfaatnya bagi kemajuan perusahaanmu ataupun kesejahteraan karyawanmu? Bila kamu tidak bisa menjawabnya, sebaiknya hindari pengeluaran tersebut hingga kondisi finansial perusahaanmu stabil kembali.
Tidak hanya tindakan macro-management dari pihak kamu saja yang harus diperhatikan, namun kamu juga bisa memaksimalkan usaha memperpanjang runway startupmu dengan melakukan hal yang sama di setiap divisi yang ada (micro-management). Gunakan kesempatan ini untuk menanamkan kesadaran finansial bersama tim kamu.
Dalam 6-12 bulan upayamu untuk memperpanjang runway, kamu juga harus memikirkan kemungkinan terbaik dan terburuk yang dapat terjadi pada perusahaanmu. Tidak hanya secara teknis dan logika, niscaya kondisi ini pun mampu mendewasakan kamu secara interpersonal.
Merintis sebuah startup memang bukanlah hal yang mudah, namun banyak penggiatnya (bahkan mungkin juga kamu) memilih menjadi seorang entrepreneur karena kecintaan yang tinggi dan rasa penasaran yang besar. Maka, janganlah matikan passionmu hanya karena sebuah ancaman menunggu di hadapanmu. Jangan berhenti berusaha untuk mencari jalan keluar dan berupaya untuk terus bertumbuh!
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini