Untuk kamu yang belum tahu, Landing Page adalah halaman yang dibuat khusus untuk keperluan pemasaran (marketing), sepeti campaign, iklan, dan unsur pemasaran lainnya.
“Landing Page yang baik merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan strategi pemasaran startup mu. Jadi, pastikan kamu ahli dalam mengolahnya”
Sebagai seorang startup founder atau soon-to-be startup founder pastinya kamu akan selalu berkutat dengan balance sheets, term sheets, customer journey, dan tentunya landing page.
Landing page adalah sarana utama dalam strategi pemasaran startup. Ingin memvalidasi ide? Kamu butuh landing page. Perlu membuat daftar email? Kamu butuh landing page. Punya produk baru yang perlu kamu pasarkan untuk meningkatkan awareness? Kamu juga butuh landing page.
Nah, ada sebuah kutipan dari Joel Klettke (founder dari Business Casual Copywriting dan Rich Page (founder dari Rich Page) agar landing page kamu dapat berjalan dengan baik: “Harus tahu apa yang kamu inginkan, harus tahu apa yang kamu tawarkan. Seperti biasa, jangan lupa; tes, tes, tes.”
Landing page itu bukan website, loh.
Lalu apa sih perbedaan antara landing page dan situs web? Singkatnya situs web adalah direktori utama untuk sebuah bisnis atau organisasi, pengunjung dapat memperoleh keseluruhan informasi terkait sebuah bisnis atau organisasi di sana. Sedangkan landing page sama sekali tidak komprehensif (Informasi yang dapat diakses lebih spesifik).
Landing page yang efektif harus singkat, jelas, dan fokus pada satu tujuan yang sedang ditawarkan. Kamu harus tahu siapa audiens yang kamu tuju, agar objektif dari landing page bisa tercapai.
Satu kesalahan besar yang kerap dilakukan adalah membuat landing page yang tidak lean. Seperti membuat audiens melakukan 10 aksi sekaligus alih-alih melakukan satu hal yang benar-benar kamu inginkan, contohnya: menyambungkan audiens ke media sosial kamu atau mengunduh suatu informasi.
Untuk kamu yang sudah memiliki landing page, coba kamu lihat lagi, apakah sudah cukup efektif atau terlalu banyak aksi yang kamu tampilkan?
Ketahui Unique Selling Proposition-mu
Mengetahui apa yang ingin audiens kamu lakukan dan mengetahui apa yang kamu tawarkan kepada mereka adalah langkah awal untuk membuat landing page dan kedua hal tadi bisa disebut sebagai Unique Selling Point (USP).
Kalau diibaratkan landing page adalah galaksi dan USP adalah matahari yang berputar mengelilinginya. Segala sesuatu di landing page harus bisa meyakinkan audiens, bahwa kamu memiliki sesuatu yang mereka inginkan.
Posisikan Dirimu Sebagai Audiens
Landing page yang efektif tidak dilihat dari elemen-elemennya, melainkan apa yang dilakukan oleh setiap elemen dan bagaimana itu semua dapat bekerja untuk menggerakkan bola menuju tujuan akhir: konversi.
Misalnya kamu hendak membuat headline, kamu harus pikirkan dengan benar apakah headline tersebut sudah menangkap gambaran besar dari pain point yang dialami oleh audiens? Apakah cukup menarik perhatian audiens untuk melihat lebih lanjut dan memahami informasi yang ingin kamu sampaikan?
Selalu tanyakan pada dirimu: “Apakah fitur ini relevan dengan landing page dan apa yang aku ingin audiens lakukan? Atau apakah ada informasi lain yang akan lebih membantu?”
Landing page itu seperti gunung es: hasil akhir yang kamu lihat di internet hanyalah 10% yang muncul di permukaan. 90% lainnya — pemikiran, penelitian, iterasi, dan revisi yang menentukan apa yang muncul di halaman akhir — semuanya tidak terlihat. Tapi yang tidak terlihat, bukan berarti tidak penting, kan?
Call to action = Call to value
CTA, atau ajakan untuk bertindak, adalah titik dimana seluruh landing page muncul. Setelah memberi audiens informasi mengenai manfaat yang akan mereka dapatkan; sekarang beritahu mereka apa yang kamu ingin mereka lakukan dengan CTA tersebut.
Coba untuk membuat CTA sebagai call to value atas apa yang diinginkan oleh audiens. Misalnya kamu menawarkan promo makan siang, kamu bisa menggunakan CTA seperti ini: “Makan apa ya siang ini?”. Jangan lupa, visual itu sama pentingnya dengan bahasa.
CTA itu harus menonjol dengan kontras yang baik, dan harus sangat jelas kalau itu adalah tombol. Lokasi CTA juga sangat penting loh, sebisa mungkin tempatkan pada posisi dimana audiens tidak perlu menggulirkan (swipe) halaman, ulangi lagi di akhir jika landing page-mu panjang.
Penulisan harus efektif
Penulisan dapat menentukan apakah audiens kamu dapat melintasi garis akhir halaman dan memutuskan untuk berkonversi atau tidak. Memiliki landing page dengan desain yang bagus tidak ada gunanya kalau penulisannya tidak efektif.
Bagaimana menciptakan penulisan landing page yang efektif? Merekrut copywriter atau storyteller. Tenang, kalau belum ada dananya, kamu bisa ikuti langkah-langkah berikut:
- Penulisan harus singkat dan ‘manis’. Jangan salah persepsi, ‘singkat’ yang dimaksud adalah sesuai kebutuhan dan tidak membuat audiens malas membaca
- Sisipkan unsur-unsur manfaat yang didapatkan oleh audiens saat menggunakan produk atau jasamu (Ingat, landing page itu bukan berisi tentang apa yang startup-mu lakukan, melainkan tentang nilai yang bisa didapatkan oleh audiens. Jadi kalau bisa, hapus kata ‘kita’ pada penulisanmu)
- Customer-oriented
- Kamu juga bisa berinvestasi dengan mengikuti kursus copywriting
“Ask not what you can do for your customers, but what your customers will get when you do it.”
Riset, riset, dan riset
“If you aren’t mining things like testimonials, reviews, chat logs, recorded sessions, heat maps, etc. then you are guessing based on your own bias.”
Kreativitas yang didukung oleh penelitian adalah kreativitas dengan tujuan. Dan seringkali kreativitas seperti ini yang dapat mencapai hasil maksimal.
Nah sekarang sudah dapat gambarannya, kan, seberapa penting sih landing page dan bagaimana cara membuat landing page yang efektif. Tunggu apalagi? Tinggal eksekusi deh, selamat mencoba!
. . .
Referensi: https://www.startups.com/library/expert-advice/great-landing-pages
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
. . .
— Tulisan ini dibuat oleh Nadja Pradya Tasynim.
Bagikan artikel ini