Talent atau sumber daya manusia adalah hal yang sangat krusial dan menentukan tumbuhnya sebuah perusahaan. Begitu pula yang terjadi di startup. Merekrut karyawan adalah salah satu hal penting dari perjalanan panjang yang harus kamu tempuh sebagai founder atau tim dalam startup. Karena, berhasil atau tidaknya talent yang dipilih, ternyata juga dipengaruhi oleh proses saat hiring.
Jadi, jangan terburu-buru dalam mencari kandidat karyawan. Sebaiknya, lakukan beberapa hal di bawah ini agar kamu nggak salah langkah, ya!
Apakah kamu sudah menentukan deskripsi pekerjaan (job description)?
Sangat penting untuk menentukan apa saja deskripsi pekerjaan dari karyawan baru. Mengapa ini penting? Karena dari deskripsi pekerjaan, kamu bisa menentukan keterampilan serta karakteristik secara lebih jelas. Adanya deskripsi pekerjaan juga membantu mengatur ekspektasi terhadap kualitas kandidat karyawan.
Dari mana saja kamu akan mencari kandidat?
Setelah membuat kualifikasi atau deskripsi pekerjaan yang lengkap, selanjutnya tentukan dari mana saja kamu bisa menemukan karyawan terbaik. Cara paling mudah adalah melalui rekomendasi seseorang yang kamu percayai. Selain itu, kamu bisa mencari karyawan baru dari eksternal dan juga internal (karyawan dalam perusahaan yang punya potensi untuk dilatih menempati posisi baru).
Tuliskan alur perekrutan
Tuliskan secara jelas bagaimana alur perekrutan mulai dari awal hingga nanti karyawan terpilih. Dengan begini, kamu akan lebih mudah mengidentifikasi apa saja yang penting untuk disiapkan. Memposisikan diri sebagai kandidat akan sangat membantumu untuk menuliskan tahapan proses perekrutan. Hal ini perlu untuk dilakukan agar menghindari terpilihnya orang-orang yang tidak tepat. Setelah kamu sudah memahami langkah apa saja yang harus dilakukan sebelum hiring, selanjutnya kamu perlu tahu nih, kira-kira tantangan apa aja ya, yang dihadapi startup saat hiring?
Merekrut talent di startup ada tantangannya tersendiri. Terlebih karena tidak adanya expert atau tim HRD yang punya pengalaman luas dalam merekrut karyawan (kecuali kamu memang punya background HRD, ceritanya tentu saja beda). Kemudian, startup juga tidak punya reputasi setinggi perusahaan yang sudah mapan. Inilah mengapa beberapa orang jadi kurang yakin saat ingin apply ke startup.
Mereka mungkin punya keraguan, apakah startup adalah perusahaan yang bonafit dan dapat diandalkan? Selanjutnya, beberapa startup yang masih ada di tahap awal cenderung kurang bisa menawarkan gaji yang kompetitif jika dibandingkan dengan perusahaan besar. Semua tantangan inilah yang harus kamu cari jawabannya untuk meyakinkan para calon karyawan.
Lantas, bagaimana cara membuat para talent tertarik melamar kerja di tempatmu? Berikut ada beberapa insight yang bisa kamu gunakan:
1. Komunikasi adalah Kunci
Komunikasikan semua hal tentang startupmu secara jelas kepada calon karyawan. Contohnya, apa saja peraturan yang kamu buat, siapa saja rekan satu timnya, dan budaya kerja yang kamu bangun di dalam startup. Ceritakan kepada calon karyawan bahwa bekerja di startup sama artinya dengan melibatkan diri di dalam iklim kerja yang dinamis, terus bergerak dengan cepat, serta mengasyikkan. Nggak cuma itu, kamu bisa menambahkan bagaimana cara komunikasi antar karyawan yang ramah, santai, dan minim dengan hirarki yang terlalu kompleks.
2. Kebebasan adalah fleksibilitas
Ajak calon karyawan untuk berdiskusi secara terbuka tentang kebebasan bekerja di startup. Kebebasan yang dimaksud adalah menaati peraturan yang telah dibuat dan diterapkan secara lebih fleksibel. Misalnya, dapat melakukan remote working untuk beberapa pekerjaan yang memungkinkan dilakukan dalam jarak jauh.
Selain itu, jam kerja yang fleksibel juga bisa kamu terapkan dalam budaya kerja. Dengan adanya fleksibilitas yang kamu tawarkan, maka calon karyawan akan melihat value added dari startupmu. Ceritakan juga alasan mengapa kamu sebagai founder atau tim startup memberikan fleksibilitas cara kerja. Misalnya karena perusahaanmu sangat menghargai kreativitas dari para karyawan.
3. Melibatkan karyawan
Salah satunya adalah dengan memberikan opsi kepemilikan saham. Secara tidak langsung, karyawan akan memiliki sense of belonging terhadap startup. Ini yang harus kamu tonjolkan sehingga bisa jadi faktor daya tarik bagi startup-mu. Selain itu, kepemilikan saham juga bisa menjadi faktor pendorong motivasi untuk memaksimalkan kinerja bagi para karyawan.
Kemudian, bagaimana caranya agar tahu dan bisa menentukan mana saja kandidat yang tepat untuk direkrut di startupmu?
Kamu dapat mempertimbangkan beberapa karakteristik individu yang bisa diandalkan untuk bekerja di startup, antara lain:
- Adaptasi Tinggi
Di startup, kita harus bisa berkawan dengan perubahan yang terjadi dengan cepat. Untuk itu, kemampuan dalam adaptasi harus dimiliki oleh calon karyawan saat mengerjakan pekerjaan. Tidak menutup kemungkinan bahwa calon karyawan juga akan mengerjakan pekerjaan di luar job description yang ditetapkan, terutama saat menyelesaikan sebuah project yang membutuhkan kerja sama dalam tim. - Keingintahuan tinggi dan terus belajar
Saat bekerja di startup, perkembangan teknologi adalah salah satu hal yang harus senantiasa untuk di-update. Ini menjadi alasan mengapa kamu butuh orang-orang yang punya high curiosity dan selalu terus meningkatkan ilmu. - Growth Mindset
Kamu juga perlu melakukan mini tes dengan mengajukan beberapa pertanyaan singkat untuk mengetahui apakah kandidatmu punya growth mindset atau tidak. Growth mindset secara singkat adalah kemampuan untuk berpikir dan bertindak bahwa segala sesuatu yang ia miliki bisa dikembangkan. Entah itu dengan cara bekerja lebih keras, menggunakan strategi yang berbeda, mendengarkan feedback, dan lain-lain. Mengapa growth mindset menjadi karakter penting untuk dimiliki oleh karyawan yang bekerja di startup? Karena pada umumnya orang yang punya growth mindset cenderung untuk bertindak di luar zona nyaman dan berani dalam memperhitungkan risiko.
. . .
Artikel ini telah terbit pada Buku Saku RINTISAN Edisi 6: Talent. Silakan klik link ini
untuk membaca artikel eksklusif lainnya di RINTISAN.
Bagikan artikel ini