fbpx

Pilih Mana, Ekosistem Terbuka atau Tertutup untuk Startupmu?

Saat membangun startup, kamu harus bisa menentukan ekosistem seperti apa yang akan kamu jalankan. Ekosistem terbuka atau tertutup?

Dikutip dari artikel Harvard Business Review, kita perlu menentukan ini di awal karena sangat berkaitan dengan proses operasional, alur kerja, pemilihan pemasok, cara distribusi, dan lain-lain.

Contohnya seperti produsen kendaraan listrik Tesla harus memutuskan apakah akan menjadikan stasiun pengisian daya mereka eksklusif untuk mobil mereka atau tersedia untuk pesaing.

Sebelum semakin dalam membahas ekosistem terbuka dan tertutup, kita perlu memahami bahwa ekosistem terbuka atau tertutup bukan hal yang rigid atau biner. Itu tidak 0 atau 1, melainkan sebuah spektrum yang dapat berkembang seiring berjalannya waktu. Dengan kata lain, itu bergantung kepada “seberapa tertutup” atau “seberapa terbuka”.

Misalnya dalam industri digital, keterbukaan ditandai dengan sistem yang memberikan akses terhadap pihak ketiga untuk mengembangkan produk pelengkap. Contohnya menyediakan API, perangkat pengembang perangkat lunak, dan dokumentasi. Bisa dilihat bahwa Apple mempertahankan kendali atas sistem operasi iOS dan perangkat seperti iPhone dan iPad, tetapi mengizinkan pengembangan aplikasi eksternal.

Faktanya, sebagian besar sistem digital tidak sepenuhnya terbuka atau tertutup. Sebaliknya, mereka berjalan pada spektrum. Mengenali dan merangkul spektrum ini sangat penting bagi startup dalam menentukan standar keterbukaan yang ideal. Maka dari itu, startup perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan ini:

  • Seberapa ramah, perusahaanmu dalam merangkul keterbukaan?
  • Seberapa jauh keterbukaan itu?

Misalnya kembali ke contoh Tesla:

  • Apakah akan membuka stasiun pengisian dayanya untuk pihak lain?
  • Apakah akan berbagi teknologi kendaraan tanpa pengemudi?
  • Apakah akan mengizinkan penggunaan paten atau kekayaan intelektualnya secara gratis?

Dengan mengenali hal itu, kamu akan lebih mudah untuk menentukan tingkat keterbukaan yang optimal.

Selanjutnya, bagaimana kamu akan memonetisasi dengan tingkat keterbukaan yang berbeda? Startup dengan ekosistem yang lebih terbuka pada umumnya cenderung memonetisasi layanan inti secara tidak langsung. Misalnya, melalui iklan atau dengan menawarkan layanan tambahan atau layanan pelengkap premium.

Di sisi lain, perusahaan yang memimpin ekosistem yang lebih tertutup sering kali memonetisasi secara langsung dari produk atau layanan inti ekosistem dengan mengenakan biaya kepada pengguna akhir untuk manfaat langsung yang mereka terima dari produk inti ini dan pelengkapnya.

Kesimpulannya, startup perlu mengevaluasi, apakah memiliki kemampuan untuk menerapkan model bisnis secara efektif berdasarkan tingkat keterbukaan yang dipilih.

Kemudian, apa saja potensi risiko dan manfaat dari membuat sistem yang lebih terbuka? Baik risiko dan manfaatnya sangat bergantung pada konteks secara spesifik.

Selanjutnya, bagaimana kamu dapat menerapkan struktur tata kelola terpusat untuk mengurangi risiko ini tanpa mengurangi penciptaan nilai secara signifikan?

Ini sangat menantang karena kamu harus bisa menyeimbangkan kontrol ketat sekaligus mempertahankan budaya dan lingkungan yang inovatif dan kolaboratif.

Penting juga untuk memperhatikan segmen pengguna. Apakah tingkat keterbukaan yang berbeda akan menarik segmen pengguna yang berbeda? Sebab, berbagai tingkat keterbukaan dapat menghasilkan proposisi nilai yang berbeda.

Contoh umumnya, para pengguna lebih suka Android karena lebih fleksibel, sementara yang lain lebih memilih iPhone karena pengalaman pengguna yang memuaskan.

Jadi, pertimbangkan dengan matang segala kemungkinan yang akan terjadi saat memutuskan ekosistem terbuka atau tertutup, dengan memperhatikan kondisi startup dan juga sumber daya yang dimiliki pada saat itu.

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini