Di zaman sekarang, penting banget untuk mempunyai merek yang bisa self sustaining. Dengan begitu, pelanggan punya peluang besar untuk aktif dan terlibat, serta loyal terhadap merek tersebut.
Zaman dulu, perusahaan sangat bergantung dengan iklan supaya audiens selalu ingat untuk beli dan berinteraksi dengan produk. Iklan sangat marak ditayangkan di televisi, surat kabar, atau spanduk-spanduk besar di tepi jalan. Tapi, cara seperti itu sudah kurang efektif di zaman serba cepat seperti sekarang.
Perusahaan super sukses seperti Google, FB, Apple dan lain-lain paham betul tentang cara agar sukses menjadi bagian hidup dari pelanggannya. Otomatis, pelanggan bakal terus mengkonsumsi produk mereka tanpa perlu diingetin lagi. Lalu, bagaimana caranya agar bisa menjadi bagian hidup dari pelanggan? Jawabannya, lewat kebiasaan.
Artikel kali ini akan menjelaskan beberapa rangkuman penting dari buku Hooked karya Nir Eyal.
Apa itu kebiasaan?
Kebiasaan adalah tindakan yang bisa dilakukan dengan sangat mudah, tanpa perlu banyak berpikir, atau tanpa paksaan yang disadari.
Contohnya, saat mau sikat gigi kita tidak perlu banyak mikir, kan? Ini membentuk kebiasaan untuk menyikat gigi sebelum tidur. Kebiasaan ini ternyata berkaitan erat dengan loyalitas pelanggan terhadap suatu merek.
Saat pelanggan sudah terbiasa menggunakan suatu produk, mereka cenderung akan menjadi loyal terhadap merek dan produk tersebut. Nilai suatu produk ditentukan dari seberapa sering produk tersebut digunakan. Jadi, tugas dari merek adalah bagaimana agar pelanggan memakai produk mereka dan menjadikan hal itu sebagai kebiasaan.
Tapi realitanya, kebiasaan itu tidak bisa diciptakan. Kebiasaan dalam menggunakan atau mengonsumsi produk perlu dibangun berdasarkan kebiasaan yang sudah ada.
Contohnya, pelanggan sering mengecek Facebook karena pelanggan butuh terkoneksi dengan teman-temannya, atau sekedar mengisi waktu ketika merasa bosan. Itu karena Facebook menyediakan interface yang melayani kebiasaan intrinsik dari manusia, yaitu berkomunikasi.
Bagaimana cara untuk hook pelanggan dan membuat mereka loyal dengan produk kita?
1. Harus ada pemicu atau pencetus.
Pemicu eksternal seringkali berawal dari sebuah langkah agar pelanggan melakukan sesuatu. Misalnya email, push notification, atau DM Instagram yang belum dibuka.
Ketika pemicu eksternal ini berhasil, produk akan muncul di pikiran pelanggan, perasaan, hingga rutinitas, sehingga pelanggan tidak perlu diingatkan lagi untuk menggunakan produk tersebut.
2. Tiga syarat yang diperlukan pelanggan untuk bisa terus-menerus menggunakan produk: motivasi, kemampuan, dan pemicu.
Pertama, motivasi adalah apa yang membuat mereka melakukan sesuatu. Contohnya pelanggan ingin tampil lebih langsing sehingga punya motivasi untuk bisa beli katering sehat.
Kedua, kemampuan adalah upaya yang dilakukan pelanggan untuk bisa menggunakan produk tersebut. Contohnya adalah smartwatch yang digunakan oleh orang yang berolahraga. Jika ternyata cara penggunaannya ribet, pelanggan akan dengan mudah meninggalkan produk tersebut.
Ketiga, pemicu atau trigger adalah stimulus untuk pelanggan untuk melakukan tindakan. Misalnya, pesan yang muncul di notifikasi bahwa memori telah penuh dan harus ada beberapa file yang dihapus.
3. Perlu menggambarkan betapa pentingnya pemicu internal.
Misalnya, mengungkap pain points pelanggan, self esteem, hingga self development. Selanjutnya, mudahkan tindakan agar pelanggan bisa dengan mudah menjangkau, menggunakan produk, dan menggunakannya berulang kali. Intinya, jangan membuat produk yang ‘ribet’.
Beberapa cara di atas dapat kamu terapkan pada produk dan merekmu, sehingga produkmu menjadi lebih bernilai di mata pelanggan dan membuat mereka loyal.
Jadi, sudah siap dengan strategi hook versimu sendiri?
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini