Sebagian besar budaya ternyata berakar pada perilaku, pola pikir, dan pola sosial. Banyak pemimpin perusahaan menganggap remeh budaya atau menyerahkannya ke divisi Human Resource atau SDM. Padahal, budaya yang dikelola dengan tepat dapat membantu perusahaan mencapai perubahan dan semakin maju, bahkan di saat paling sulit.
Kali ini, akan kita bahas beberapa wawasan yang menekankan pentingnya budaya dan pengaruhnya terhadap hasil di perusahaan. Tentunya, hal ini juga berlaku dalam membangun budaya di startup, ya!
1. Kuatnya pengaruh budaya terhadap hasil kerja
Jika diselaraskan dengan strategi dan kepemimpinan, budaya yang kuat akan mendorong hasil organisasi yang positif. Sebuah cerita datang dari perusahaan ritel terbaik di kelasnya yang mempunyai kantor pusat di Amerika Serikat. Prioritas utama dari perusahaan tersebut adalah menyediakan layanan pelanggan terbaik. Aturannya sederhana, melakukan pekerjaan dengan benar dari kacamata pelanggan.
Hal tersebut mendorong karyawan untuk menggunakan penilaian mereka ketika memberikan layanan pada pelanggan. Divisi SDM memberikan pelatihan agar setiap tenaga penjual melihat interaksi pelanggan sebagai peluang untuk menciptakan ‘cerita layanan yang legendaris’.
2. Dalam lingkungan yang dinamis dan tidak menentu, perusahaan harus lebih agile
Menurut penulis Boris Groysberg, Jeremiah Lee, Jesse Price, dan J. Yo-Jud Cheng, tren perusahaan saat ini semakin memprioritaskan pembelajaran. Perusahaan semakin sadar tentang pentingnya pembelajaran untuk merespon lingkungan bisnis yang tidak dapat diprediksi dan semakin kompleks. Perusahaan kecil dengan jumlah karyawan kurang dari 200 orang dan industri lebih baru seperti perangkat lunak, teknologi, dan peralatan nirkabel, memberikan nilai yang tinggi tentang pentingnya pembelajaran.
Studi kasus datang dari perusahaan teknologi di Silicon Valley. Meskipun perusahaan tersebut sudah membangun bisnis yang kuat dan berinvestasi pada teknologi dan talenta teknik terbaik, pertumbuhan pendapatannya mulai menurun. Itu adalah dampak dari semakin banyaknya pesaing baru yang lebih gesit dalam bidang yang penuh dengan inovasi dan disrupsi model bisnis.
Para pemimpin perusahaan memandang budaya sebagai pembeda bagi bisnis dan memutuskan untuk mendiagnosis, memperkuat, dan mengembangkannya. Penulis menemukan budaya yang sangat fokus pada hasil, berbasis tim (kepedulian), dan eksploratif (kombinasi kesenangan dan pembelajaran).
Setelah memeriksa strategi dan mendapatkan masukan dari karyawan, para pemimpin menciptakan budaya baru yang lebih fokus pada pembelajaran. Mereka mengadopsi kerangka kerja dan memasukkannya dalam pekerjaan sehari-hari. Contohnya adalah engan dkomunikasi antara manajer dan karyawan tentang penekanan inovasi dan eksplorasi.
Memang butuh waktu tidak sebentar untuk mengubah budaya. Namun, perusahaan tersebut berhasil memperoleh pendapatan signifikan dalam waktu satu tahun. Bahkan, saat perusahaan meluncurkan penjualan baru di tengah ketatnya persaingan, skor keterlibatan karyawan justru semakin meningkat.
3. Budaya dapat memberikan kerugian besar jika tidak selaras dengan strategi
Contohnya adalah yang dialami oleh perusahaan bidang jasa yang basisnya di Eropa. Di mana, terjadi perubahan cepat di industri dalam hal ekspektasi pelanggan, tuntutan peraturan, dan dinamika persaingan.
Strategi yang dilakukan perusahaan tersebut adalah menekankan efisiensi biaya, yang berpengaruh ke diferensiasi layanan. Namun, budaya perusahaan yang kuat justru menjadi penghalang kesuksesan. Mengapa bisa begitu?
Penulis menganalisis bahwa budaya tersebut sangat berorientasi pada hasil, kepedulian, dan pencarian ketertiban, dengan penekanan dari atas ke bawah pada otoritas. Akhirnya, para pemimpin perusahaan memutuskan untuk membentuknya menjadi lebih berorientasi pada tujuan, memberdayakan, terbuka, dan berbasis tim. Strategi yang baru membutuhkan kepedulian dan pembelajaran yang kuat.
Pergeseran ini sangat menantang karena budaya saat ini telah memberikan manfaat bagi organisasi selama bertahun-tahun, sementara industri menekankan efisiensi dan hasil.
Itulah beberapa contoh kasus yang membuktikan pengaruh budaya terhadap berjalannya bisnis di perusahaan. Semoga artikel ini bisa membantumu menentukan budaya yang sesuai utnuk diterapkan di startupmu, ya!
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini