Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun reputasi merek yang menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Namun, reputasi merek yang sudah terbangun juga dapat hancur dalam sekejap apabila kamu melakukan sebuah kesalahan, atau terjadi hal di luar kendali.
Oleh karena itu, penting sekali bagi startup untuk meminimalisir terjadinya risiko kerusakan reputasi. Berikut adalah beberapa caranya, dilansir dari situs entrepreneur.com.
1. Prioritas utama adalah kepuasan pelanggan
Ini terdengar sangat klasik, meskipun ternyata mewujudkannya tidak semudah yang dibayangkan. Kita saat ini tinggal di lingkungan digital, di mana pelanggan punya kekuatan lebih besar dibandingkan era sebelumnya. Mereka dapat memberikan dampak nyata lewat ulasan secara daring. Pelanggan suka berbagi pengalaman, hingga berbicara tentang hal baik atau buruk terhadap startupmu. Untuk itu, harapannya pasti, kamu ingin produk serta merekmu punya citra positif dan dibicarakan secara ‘baik’ oleh pelanggan. Agar ini terwujud, kamu perlu memprioritaskan produk serta layanan yang dipersonalisasi agar dapat menjawab kebutuhan serta melampaui harapan pelanggan.
Beberapa caranya dapat dengan mencari umpan balik dan mendengarkan kekhawatiran pelanggan. Kamu juga perlu menangani masalah yang terjadi dengan segera. Janganlah segan untuk meminta maaf terlebih dahulu dan berikanlah solusi yang memuaskan. Ingatlah bahwa pelanggan yang puas belum tentu memberikan ulasan positifnya, akan tetapi pelanggan yang kecewa punya peluang lebih besar untuk menyebarkan kekecewaannya terhadap banyak orang.
2. Menjaga transparansi
Menjaga transparansi dan keterbukaan adalah salah satu cara untuk membangun kepercayaan dengan pihak yang menjadi andalan dari startupmu untuk berkembang. Contohnya dengan mengembangkan sikap jujur terhadap pelanggan, karyawan, pemangku kepentingan, serta masyarakat.
Apabila di kemudian hari ternyata terjadi krisis atau kesalahan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengakuinya sesegera mungkin, meminta maaf, serta mengambil tindakan untuk bertanggung jawab dengan cepat. Menyembunyikan atau meremehkan masalah dapat menjadi keputusan yang buruk bagi PR di mana hal itu justru berdampak negatif di masa depan. Sebaliknya, dengan menjaga transparansi, artinya kamu berkomitmen terhadap integritas dan akuntabilitas.
3. Memantau online presence
Di era digital yang serba cepat ini, reputasi bisnis dapat dipengaruhi, terpengaruh, atau bahkan dihancurkan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab secara daring. Maka, untuk tindakan pencegahan, kamu perlu melakukan pemantauan secara ketat terhadap kehadiran daring atau online presence. Misalnya memantau media sosial, situs ulasan, hingga forum yang relevan dengan pelangganmu. Penting sekali bagi startup untuk mengetahui apa yang orang lain katakan tentang merekmu di situs. Ini dapat menurunkan risiko dari terjadinya hal negatif serta mengoptimalkan strategi mitigasi krisis.
4. Membuat rencana komunikasi krisis
Berkaitan dengan poin sebelumnya, tidak ada yang tahu kapan badai akan datang. Tidak peduli seberapa siap anggota startupmu, jika memang ternyata krisis online benar terjadi, maka ini akan sangat mempengaruhi reputasi merek. Oleh karena itu, penting sekali untuk memiliki rencana komunikasi krisis. Tujuannya untuk menjaga semuanya tetap dalam perspektif dan lebih handal mengendalikan situasi sebelum terjadi bencana yang lebih besar.
Membangun rencana krisis dapat mempermudah dalam mengidentifikasi potensi risiko serta skenario yang dapat merusak reputasi merek. Selain itu, kamu juga sekaligus menyiapkan protokol yang jelas untuk merespon masalah. Dengan begitu, kamu dapat melakukan upaya mitigasi sekaligus menjaga kredibilitas merek di mata pelanggan.
5. Menumbuhkan budaya perusahaan yang positif
Reputasi bisnis dibangun lewat proses yang panjang. Itu lebih dari sekadar produk dan layanan. Sebab, reputasi bisnis mencakup budaya perusahaan, yakni cara karyawan memandang dan terhubung dengan merekmu. Maka, tumbuhkanlah lingkungan dan budaya kerja yang positif dan inklusif. Itu akan berdampak pada kesejahteraan karyawan dan pertumbuhan profesional yang dapat memperkuat citra mereka di antara orang-orang yang kamu andalkan. Karyawan yang puas dan terlibat punya peluang lebih besar untuk mendukung bisnismu dan menyampaikan sentimen positif terhadap startup.
Penting sekali bagi founder untuk menjaga reputasi startup karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Menjaga reputasi startup secara keberlanjutan seperti memupuk kesuksesan secara jangka panjang. Mengatasi ancaman reputasi merek artinya startup perlu mengambil upaya proaktif, menurunkan risiko dengan perencanaan, melakukan riset mendalam, serta terus update terhadap kebutuhan pelanggan serta tren yang terjadi di pasar.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini