Resesi erat kaitannya dengan krisis ekonomi. Hampir semua sektor terkena dampaknya, termasuk startup yang juga rentan ‘oleng’ saat kondisi makroekonomi berubah.
Untuk dapat melewati resesi, sebagai Founder atau CEO, kamu perlu memperhatikan beberapa hal krusial ini. Sehinggga, startupmu bisa terus memperpanjang ‘umurnya’ dan bertahan sampai masa sulit itu berakhir.
1. Mengambil langkah tepat untuk memperpanjang runway milikmu
Kondisi resesi adalah kondisi di mana bisnis pada umumnya kesulitan untuk meningkatkan modal. Akibatnya, startup perlu memperpanjang runway atau ‘tanggal di mana uangmu habis’. Oleh karena itu, kamu perlu memikirkan strategi bagaimana cara untuk bisa ‘bertahan hidup’ dengan modal yang kamu punya. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengeluarkan uang hanya untuk menjadikan produk dengan lebih baik.
Pilihan yang kedua, kamu dapat mengeluarkan uang untuk mendorong penjualan baru. Kamu dapat meniadakan biaya untuk inisiatif baru atau pengeluaran yang ‘menyenangkan’, kecuali ada inisiatif yang punya peluang tinggi untuk sukses dalam jangka pendek. Di masa kritis resesi, cash is king, atau uang tunai adalah raja, sehingga pastikan bahwa kamu punya cukup uang untuk melakukan strategi berikutnya. Kamu juga bisa mengambil jalur kredit untuk menambah modal ekuitas dengan suku bunga yang masuk akal.
2. Proaktif untuk merangkul pelanggan terbaikmu
Jika kamu berpikir bahwa masa kritis adalah salah satu kesempatan emas untuk bangkit, maka hal itu adalah benar. Banyak startup yang justru mendulang kesuksesan ketika berada di masa kritis karena berani menangkap peluang.
Salah satu caranya, CEO dapat memperkuat hubungan dengan pelanggan terbaik. Ingatlah bahwa semua orang mengalami resesi, tidak hanya perusahaan saja, tetapi juga pelanggan. Untuk itu, ini adalah kesempatan baik bagi CEO untuk menghabiskan waktu bersama agen penjualan untuk mengunjungi pelanggan.
Apabila kamu tidak bisa bertatap muka langsung dengan pelanggan, maka melakukan video conference adalah langkah yang tepat daripada sama sekali tidak menemui mereka. Jadilah CEO yang menggunakan waktu terbaikmu ketika krisis untuk berbicara pada pelanggan dan melakukan penjualan. Perlu diingat, sebenarnya akan lebih mudah dan murah untuk menjual lebih banyak produk kepada pelanggan lama dibandingkan mengakuisisi pelanggan baru.
3. Merangkul karyawan terbaik
Resesi memberikan dampak bagi setiap pihak, mulai dari perusahan, pelanggan, hingga karyawan. Sudah menjadi hal yang wajar apabila kondisi yang sedang tidak baik ini membuat mereka memikirkan kembali pilihan karirnya. Jika mereka mulai ragu dengan kelangsungan hidup perusahaan, mereka akan mulai menerima tawaran dari perusahaan-perusahaan lain, yang bisa memberikan ‘lebih banyak’ dibandingkan yang mereka dapatkan saat ini.
Untuk itu, sebagai CEO kamu dapat ‘merangkul’ karyawan terbaikmu. Kamu dapat menghabiskan waktu bersama karyawan terbaik untuk mengetahui seperti apa pola pikir mereka. Mengelola dan mempertahankan momen yang tepat, akan sangat penting agar karyawan terbaikmu tidak ‘pergi’.
Salah satu cara yang bisa dicoba adalah dengan menawarkan hibah opsi saham tambahan kepada karyawan puncak untuk memastikan mereka tidak menerima panggilan rekrutmen dari pihak lain. Hal tersebut akan lebih mudah untuk dilakukan berusaha mencoba melakukan penawaran balik setelah karyawanmu sudah punya pilihan lain.
4. Tonjolkan budaya kerja di kantor
Salah satu faktor yang menentukan tinggi atau rendahnya retensi karyawan adalah budaya kerja. Karyawan yang memilih untuk tetap bekerja denganmu perlu diapresiasi agar mereka ‘setia’ dan menambatkan jalan karirnya pada startupmu. Tunjukkan bagaimana mereka dapat memahami dan menonjolkan nilai mereka saat bekerja denganmu, kompensasi yang sesuai, bahagia secara fisik dan mental, serta merasa telah membuat perbedaan. Itu semua dapat dicapai dengan dukungan budaya kerja dan komunikasi antar leader serta anggota timnya.
Misalnya, seperti yang dilakukan Black Duck Software, sebuah startup keamanan perusahaan yang menciptakan budaya kesetaraan dan pembelajaran. Di Black Duck Software, setiap karyawan adalah pemegang saham dan memandang perusahaan sebagai miliknya. Mereka menciptakan peluang pembelajaran dan pendidikan, sehingga karyawan merasa mereka terus belajar dan tumbuh menjadi bagian dari perusahaan.
Kesimpulannya, agar startup berhasil menempa diri menjadi lebih kuat, CEO dan jajaran direksi perlu menghemat uang tunai, memperhatikan pelanggan, karyawan, serta budaya kerja yang ada.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini