fbpx

4 Cara Memvalidasi Ide Startupmu Sebelum Diluncurkan ke Pasar

Salah satu cara paling efektif untuk memvalidasi ide bisnis adalah dengan melakukan pre-sales.

Pre-sales adalah strategi menjual produk atau layanan yang sebenarnya belum selesai dibuat. Ya, kamu tidak salah baca. Justru, penting untuk membuktikan apakah ketika produk sudah jadi nanti, akan ada banyak pengguna yang bersedia membayarnya.

Karena produk belum tersedia dan pelanggan harus menunggu untuk mendapatkannya, pre-sales biasanya ditawarkan dengan harga diskon atau dilengkapi berbagai bonus.

Dengan menerapkan kerangka kerja ini, kamu bisa mengetahui apakah ide startupmu tervalidasi atau tidak, biasanya dalam waktu 2–8 minggu.

1. Menetapkan tujuan pre-selling

Kamu bisa menggunakan kerangka SMART untuk menentukan tujuan.

  • Specific (spesifik): Tulis dengan jelas apa saja yang bisa membuat idemu tervalidasi.
  • Measurable (dapat diukur): Tetapkan jumlah penjualan atau pendapatan tertentu yang akan memvalidasi idemu. Kamu bisa memberi tahu pelanggan bahwa kamu hanya akan mengerjakan produk jika sudah mencapai target tersebut.
  • Achievable (dapat dicapai): Tentukan jumlah penjualan atau pendapatan yang wajar sebagai tujuan. Jangan lupa gunakan pre-sales untuk memvalidasi ide, bukan untuk mendapatkan pendanaan.
  • Relevant (berkaitan): Fokus pada penjualan atau pendapatan yang diterima. Abaikan metrik yang tidak berkaitan seperti traffic atau newsletter subscription.
  • Time-specific (waktu yang jelas): Tulis jangka waktu yang harus dicapai untuk menjalankan eksperimen pre-sales ini. Jika kamu belum berhasil mencapai tujuan sesuai dengan tenggat waktu, maka idemu tidak tervalidasi.

2. Membuat MVO (Minimum Viable Offer)

Minimum Viable Offer adalah penawaran paling sederhana yang bisa kamu buat untuk menghasilkan penjualan. Beberapa jenis MVO yang bisa kamu tawarkan antara lain (pilih salah satu):

  • Prototipe fungsional dasar
  • Landing page
  • Video penjelasan
  • Mock up
  • Dokumen atau email yang menjelaskan produk

Umumnya, landing page bisa menjadi acuan yang jelas. Kamu dapat memasukkan penjelasan tentang produk atau layanan, menyertakan gambar atau video demo, serta menyediakan tombol pembelian.

Dengan menambahkan visual, kamu bisa meningkatkan rasio konversi. Karena produkmu belum selesai, visual ini akan membantu memberikan gambaran kepada pelanggan tentang produk yang sedang dalam proses pembuatan. Beriku beberapa tips bisa diterapkan dalam merancang visual produkmu:

  • Mendesain beberapa tata letak sederhana dan mengambil tangkapan layar.
  • Menganimasikan tata letak agar tampak fungsional dan merekam video.

3. Menjual MVO

Ada beberapa cara yang bisa kamu gunakan untuk memvalidasi ide startup lewat MVO, antara lain:

  • Memanfaatkan audiens (jika sudah punya) dengan membangun hubungan dan komunikasi yang kuat dengan mereka.
  • Branding.

Kamu perlu sering berbagi dengan audiens tentang produkmu atau bagaimana proses di balik layar. Bagikan milestonescreenshot, metrik bisnis, atau apa pun yang relevan. Kamu bisa memanfaatkan X (Twitter), LinkedIn, platform komunitas, atau saluran lainnya yang kamu miliki. Melalui branding ini, kamu akan membangun kepercayaan dengan audiens, sekaligus menjangkau orang-orang yang tertarik pada perkembangan produkmu, bahkan yang berpotensi menjadi pelanggan.

Selain itu, buat konten yang relevan dengan produkmu, tren, dan hal-hal yang dialami audiens, sehingga mereka merasa terhubung dengan perjalanan bisnismu.

4. Menganalisis hasilnya

Jika kamu:

  • Tidak mencapai sasaran tetapi hampir berhasil.
  • Tidak mencapai sasaran tetapi merasa optimis tentang ide bisnis karena penemuanmu melalui eksperimen pre-sales.
  • Tidak dapat mengerjakan eksperimen pre-sales dan ingin mencobanya lagi.
  • Mencapai sasaran, tetapi kamu masih tidak yakin tentang ide bisnismu.

Maka kamu dapat:

  • Menetapkan sasaran dan jadwal pre-sales baru, serta menjalankan eksperimen baru.
  • Menetapkan ulang value proposition, model harga, atau target pelanggan dan melakukan eksperimen pre-sales baru.

Jika kamu:

  • Tidak mencapai sasaran pre-sales dan tidak menemukan sesuatu yang benar-benar positif tentang ide bisnis.
  • Mencapai tujuan tetapi tidak ingin melanjutkan mengerjakan ide tersebut (mungkin karena apa yang kamu temukan dalam proses pre-sales).

Maka kamu dapat:

  • Beralih ke ide bisnis berikutnya.
  • Jelaskan apa yang terjadi kepada orang-orang yang memesan produk atau layananmu (jika ada).
  • Lakukan pengembalian uang.

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini